Analisis
Learning Organization PT Pos Indonesia
PT. Pos
Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sudah berdiri sebelum
negara Indonesia merdeka adalah PT. Pos Indonesia. Keberadaannya di nusantara
berawal dari perusahaan dagang Hindia Belanda atau Vereenigde Oostindische
Compagnie (VOC) yang mendirikan kantor pos pada tanggal 26 Agustus 1746 di
Batavia (Jakarta) dengan maksud untuk memudahkan pengiriman surat, terutama
dalam kegiatan perdagangan. Awalnya pada tahun 1906 PT. Pos Indonesia
menggunakan nama dinas PTT (Posts Telegraaf end Telefoon Diensts). Kemudian
pada tahun 1945 berubah menjadi Djawatan PTT (Pos Telegraph and Telephone).
Pada tahun 1961 berubah status menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi
(PN Postel).
Pada tahun 1965
berubah kembali menjadi PN Pos & Giro. Setelah itu mulai tahun 1978 berubah
menjadi Perum Pos dan Giro. Nama PT. Pos Indonesia (Persero) secara resmi
digunakan pada tahun 1995 hingga saat ini” (Annual Report PT. Pos Indonesia,
2015). “Bisnis inti yang dijalankan PT. Pos Indonesia yaitu surat pos, kiriman
uang, paket pos, dan jasa keuangan. Dari ketiga bisnis inti yang dijalankan PT.
Pos Indonesia melayani baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Untuk dalam negeri
sampai saat ini dapat dikatakan bahwa PT. Pos Indonesia masih tetap sebagai
salah satu perusahaan jasa dengan jaringan distribusi yang terbesar di
Indonesia.” (Annual Report PT. Pos Indonesia, 2015).
Seiring
berjalannya waktu, Pos Indonesia kini telah mampu menunjukkan kreatifitasnya
dalam pengembagan bidang perposan Indonesia dengan memanfaatkan infrastruktur
jejaring yang dmilikinya yang mencapai sekitar 24 ribu titik layanan yang
menjagkau 100 persen kota/kabupaten, hampir 100 persen kecematan dan 42 persen
kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia. Seiring
dengan perkembangan informasi, komunikasi dan teknologi, jejaring Pos Indonesia
sudah memiliki 3.700 Kantor Pos Online, serta dilengkapi elektronic mobile pos
di beberapa kota besar. Semua titik merupakan rantai yang terhubung satu sama
lain secara solid dan terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk
mempermudah processing kiriman pos dimana tiap jengkal daerah Indonesia mampu
didentifikasikan dengan akurat.
Terdapat lima
disiplin dalam organisasi pembelajaran, yaitu (1) berpikir sistem (systems
thinking), (2) masteri personal (personal mastery), (3) model-model mental
(mental models), (4) membangun visi bersama, dan (5) pembelajaran tim sebagai
landasan organisasi pembelajaran.
1.
Berpikir
Sistem (System Thinking)
Disiplin
berfikir sistem, yaitu keterampilan untuk memahami struktur hubungan antara
berbagai faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi eksistensi
organisasi, keterampilan untuk berpikir integrative dan tuntas, keterampilan
untuk berpikir komprehensif, serta keterampilan untuk membangun organisasi yang
adaptif, merupakan disiplin yang dibutuhkan untuk membangun disiplin belajar
sistemik.
Dengan berpikir
sistem, semua karyawan akan diarahkan untuk melihat suatu kondisi/keadaan
Kantor Regional sebagai bagian dari suatu system secara luas, bukan sebagai
suatu bagian spesifik yang terpisah. Dengan demikian, akan lebih mudah dalam
mengidentifikasi isu-isu yang ada di PT. Pos Indonesia kemudian berusaha berpikir
lebih luas dan jangka panjang tentang mengatasi permasalahan yang terjadi
dengan cara sebagai berikut :
·
Pembagian Tupoksi Pada
Wilayah Kerja Regionalnya
·
Penempatan Pegawai
Sesuai Keahlian dan Kompetensinya
·
Terjalin Sinergitas
Dalam Pekerjaan Antara Unit-Unit Kerja
2.
Masteri
personal
Disiplin
yang mendorong sebuah organisasi untuk terus-menerus belajar bagaimana
menciptakan masa depannya, yang hanya akan terbentuk jika individu-individu
para anggota organisasi mau dan mampu terus belajar menjadikan dirinya seorang
master dibidang ilmunya. Disiplin personal mastery terbentuk dicirikan oleh
tumbuhnya keterampilan-ketempilan individual para anggota organisasi
kontemplasi intelektual, emosional maupun sosial dirinya serta keterampilan
untuk melakukan revisi tau visi pribadinya, kemudian keterampilan untuk
membangun kondisi kerja yang sesuai dengan keadaan organisasiya. Berdasarkan
beberapa indikator pencapaian personal Mastery yaitu :
·
Latar Belakang
Pendidikan Karyawan
Banyak
diantara Karyawan yang memiliki masa bekerja yang sudah sedemikian lama,
umumnya diatas lima belas tahun mereka bertahan. Ironisnya Karyawan yang senior
tersebut hanya memiliki tingkat pendidikan SMP dan SMA, jikalau hal ini tetap
dipertahankan maka tak pelak, mereka akan memiliki kompetitor- kompetitor dari
berbagai sub bidang ilmu yang akan membuat mereka tertinggal jauh dibelakang.
·
Reguler Training Untuk
Karyawan
Maksud
dari reguler training untuk karyawan adalah sebagai salah satu media untuk
meningkatkan kemampuan karyawan akan menjadi alat efektif juga untuk
meningkatkan rasa percaya diri serta meningkatkan kepuasan kerja. Salah satu
cara dalam mewujudkan kapasitas pribadi Karyawan Kantor Pos, diperlukan
training. Karyawan melakukan pelatihan Cross functional training yaitu training
yang dilakukan dengan meminta karyawan untuk melakukan aktivitas pekerjaan
tertentu diluar bidang pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Misalnya meminta
karyawan bagian keuangan untuk membantu tugas bidang SDM dalam melaksanakan
pelatihan- pelatihan bagi Karyawan. Cross functional training merupakan
training yang dilakukan dengan meminta karyawan untuk melakukan aktivitas
pekerjaan tertentu diluar bidang pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Cross
training sangat bermanfaat bagi semua karyawan sehingga mereka mampu memahami
cara kerja organisasi perusahaan secara lebih luas tidak hanya berkutat pada
tugas kerjanya saja
·
Pelatihan Peningkatan
Kinerja
Maksud
dari pelatihan peningkatan kinerja yaitu Karyawan yang memiliki kompetensi
terhadap pekerjaannya akan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti tahapan
jenjang karir dan akan mencapai jenjang karir yang baik. Untuk meningkatkan kompetensi SDM (Karyawan)
itu sendiri, kami memfasilitasi dengan berbagai pelatihan/training untuk mengembangkan
potensi kerja karyawan. sehingga potensi kerja yang mumpuni. Dengan adanya
pelatihan lebih meningkatkan kemampuan dan keahlian SDM organisasi yang
berkaitan dengan jabatan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab individu yang
bersangkutan saat ini. Sasaran yang ingin dicapai dan suatu program pelatihan
adalah peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau fungsi saat ini.
·
Penyediaan Fasilitas
Penunjang Kerja Untuk Meningkatkan Kapasitas Karyawan
3.
Model
Mental (Mental Models)
Organisasi akan
mengalami kesulitan untuk secara akurat mampu melihat berbagai realitas yang
ada, jika para anggota organisasi tidak mampu merumuskan asumsi serta
nilai-nilai yang tepat untuk digunakan sebagai basis cara berfikir maupun cara
memandang berbagai permasalahan organisasi. Keterampilan untuk menemukan
prinsip dan nilai-nilai bersama, serta tumbuhnya semangat berbagi nilai untuk
menumbuhkan keyakinan bersama sehingga menguatkan semangat dan komitmen
kebersamaan, merupakan disiplin yang dibutuhkan untuk membangun disiplin model
mental organisasi.
·
Kedisiplinan Karyawan
Maksud dari
kedisiplinan Karyawan adalah kesadaran dan keseiaan karyawan menaati semua
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Hukum juga sangat
diperlukan dalam kedisiplinan Karyawan, untuk mendidik Karyawan supaya menaati
semua perturan perusahan
·
Etika Dan Saling
Menghargai
Maksud dari
etika dan saling menghargai yaitu suatu norma budaya yang mendukung seseorang
untuk melakukan dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya berdasarkan
keyakinan bahwa pekerjaan tersebut memiliki nilai instrinsik. Etika kerja
terkait dengan apa yang seharusnya dilakukan karyawan atau manajer. Dalam
prakteknya penerapan etika kerja di kalangan karyawan tidaklah mudah. Tidak
jarang bukan saja di karyawan tetapi juga di kalangan manajer banyak yang
kurang memahami makna etika kerja. Hal itu ditunjukkan oleh adanya sekelompok
karyawan dan bahkan manajer yang egoistis dan menjadi penyebab konflik serta
ketidakpuasan di kalangan karyawan. Kalau ini dibiarkan maka lambat laun akan
menggangu proses pekerjaan dan mutu kinerja secara keseluruhan. Karena itu
diperlukan peranan perusahaan dalam membangun etika kerja para karyawan
·
Berfikir Kolektif dan
Kolegial
Kekuatan
kolektif akan menjadikan kerja sama tim lebih mudah dan enteng. Bersatu dan
terhubung menjadi satu jiwa yang solid di dalam tim membutuhkan kemampuan untuk
berpikir positif, mengelola ego, mengembangkan kerendahan hati, mengembangkan
energi kolaborasi, berkomunikasi dan berkoordinasi secara produktif,
berkomitmen menjaga kebersamaan, dan menyelesaikan
konflik dengan bijak.
4.
Visi
Bersama (Shared Vision)
Oraganisasi
pembelajar membutuhkan visi bersama, visi yang disepakati oleh seluruh anggota
organisasinya. Visi bersama ini akan menjadi kompas dan sekaligus pemicu
semangat dan komitmen untuk selalu bersama, sehingga menumbuhkan motivasi
kepada para karyawan untuk belajar dan terus belajar meningkatkan
kompetensinya. Keterampilan untuk menyesuaikan antara visi pribadi dengan visi
organisasi, serta keterampilan berbagi visi agar mencapai tujuan pribadi yang
terkandung dalam visi bersama organisasi, merupakan disiplin individual yang
dibutuhkan untuk membangun disiplin berbagi visi. Artinya, untuk menumbuhkan
komitmen dan performasi yang tinggi dari seluruh karyawan , harus dimulai dari
adanya visi bersama.
Terkait dengan
visi dan misi di Kantor Pos Indonesa menjadi raksasa logistik dengan cara
menjadi pilihan terbaik bagi pelanggan di setiap Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan
Kantor Pos Cabang. Kantor regional senantiasa berjuang untuk memberi yang lebih
baik bagi bangsa, Negara, pelanggang, Karyawan, Masyarakat serta pemegang saham.
Merasa bersatu
dan selalu satu persepsi adalah kekuatan yang paling penting dalam membangun
kerja sama tim yang unggul. Setiap individu menjadi berharga ketika mampu membangun
hubungan yang kuat dengan satu sama lain, dan bekerja untuk misi organisasi.
Bekerja dengan visi dan nilai bersama merupakan fondasi untuk keberhasilan
tim Tidak semua karyawan dapat dengan
mudah menjalankan visi, misi yang telah ditetapkan Pos Indonesia, dibutuhkan
pelatihan keterampilan kepemimpinan untuk karyawan maupun pimpinan, biasanya
pelatihan yang diikuti itu “Refresh Training Management”. yaa.. pelatihan ini
sangat penting bagi mereka agar mereka paham makna dalam memimpin dan dipimpin dalam
organisasi atau perusahaan.
Membangun visi
bersama perlu yang namanya sosialisasi ke seluruh karyawan atau staff, dimana
penyatuan perencanaan visi dari setiap karyawan sangat dibutuhkan agar visi,
misi dan tujuan Pos Indonesia sejalan dengan apa yang diharapkan para karyawan
demi kemajuan kantor, dengan adanya sosialisasi maka individu mampu membuat
hubugan yang kuat dan bekerja sesuai misi organisasi.
5.
Pembelajaran
Tim (Team Learning)
Disiplin
pembelajaran tim akan efektif jika para anggota kelompok tersebut memiliki rasa
saling membutuhkan satu dengan yang lainnya untuk dapat bertindak sesuai denga
rencana bersama. Kemapuan untuk bertindak merupakan prasyarat untuk menciptakan
nilai tambah organisasi, karena rencana tanpa diikuti tindakn nyata merupakan
ilusi belaka. Masalahnya, kemapuan untuk bertindak sesuai dengan rencana
bersama sering terhambat hanyalah karena kita tidak mampu berkomunikasi dan
berkoordinasi secara benar dengan pihak lain.
·
Adanya Forum Formal
Untuk Berbagi Pengetahuan Antar Kayawan
Kerja
sama tim yang terdiri dari orang-orang dengan berbagai latar belakang dan
pengalaman membuat proyek yang dikerjakan berfungsi juga sebagai kesempatan
untuk mengembangkan profesi dan pengetahuan setiap karyawan. Anggota tim bisa
belajar dari pengetahuan karyawan lain yang kemudian bisa menambah.
keterampilan dan kemampuan untuk diri sendiri, anggota akan merasa yakin untuk
menyatakan ide-idenya karena ada lebih banyak ruang untuk berkreativitas dalam
tim.
·
Efisiensi dan
Efektivitas Kerja Karyawan
Setiap
pekerjaan harus selesai dalam waktu yang lebih efektif, efisien dan sesuai
dengan target waktu yang telah ditetapkan. Yang biasanya membutuhkan lembur
untuk menyelesaikan pekerjaan, diharapkan tidak perlu lagi lembur. Yang
biasanya bekerja berdasarkan perintah atasan, harus mulai mandiri dan mencari
tahu pekerjaan apa yang masih belum selesai dan menentukan target waktunya
sendiri.
Referensi:
Anggraini, Ria. 2019. Penerapan
Learning Organization Pada PT. Pos Indonesia
https://www.asikbelajar.com/pengertian-organisasi-pembelajaran/
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan Sopan dan sesuai Pembahasan